Friday, June 26, 2015

Apa yang di maksud Standar Qi untuk Wireless Charging?



Jakarta, CHIP.co.id - Smartphone, e-book reader, dan tablet sudah menjadi perangkat keseharian kita. Namun, mobile device tersebut harus dicolok ke sumber listrik untuk mengisi baterainya. Cara seperti ini seringkali menimbulkan masalah. Idealnya, begitu mobile device tersebut diletakkan di sebuah wadah, baterai langsung diisi tanpa harus menggunakan kabel.
Untuk itulah, lebih dari 100 perusahaan TI seperti Sony dan Panasonic bergabung dalam Wireless Power Consortium. Mereka mengembangkan standar untuk melakukan pengisian baterai secara wireless. Standar ini disebut dengan Qi, yang diambil dari bahasa China, berarti aliran energi. Versi pertamanya sudah ditetapkan pada 2010 lalu, namun implementasinya berjalan lambat. Sejak pertengahan 2011, Verizon, penyedia Internet di Amerika Serikat, telah menawarkan beragam smartphone de-ngan dukungan Qi, di antaranya Samsung Galaxy. Selanjutnya, teknologi ini juga dimanfaatkan oleh Nokia di dalam produk andalannya, Lumia 920. Sedangkan Lumia 820 telah menyertakan sebuah Qi-Charging Shell. Tidak hanya itu, Nokia juga menawarkan charging station dalam bentuk pad dan loudspeaker.
Smartphone terisi dalam satu jam
Melalui Qi, sebuah mobile device dapat diisi dengan daya maksimal 5 watt. Sebuah tablet dapat terisi penuh dalam waktu beberapa jam dan smartphone dengan baterai yang lebih kecil biasanya hanya kurang dari satu jam. Standar ini baru mengimplementasikan transfer energi per induksi. Baik transmiter maupun receiver dilengkapi dengan sebuah koil. Transmiter koil yang dioperasikan dengan arus AC akan menghasilkan medan magnet. Ketika koil receiver mendekati medan magnet, arus AC ikut dihasilkan. Transfer energi berlangsung sangat efesien ketika transmiter koil terhubung optimal dengan medan magnet. Di sini, diameter koil menentukan jarak optimal antara transmiter dan receiver

Besar transmiter koil yang dispesifikasikan oleh Qi antara 30 mm dan 80 mm (tergantung model receiver). Sedangkan jaraknya sekitar 1/10 dari nilai tersebut, yang berarti kedua perangkat saling menumpuk. Agar transfer listrik optimal, koil tidak hanya saling berdekatan, melainkan letaknya juga harus sesuai. Menurut Qi, magnet harus berada di pusat transmiter koil agar sesuai dengan koil lainnya dalam receiver.

Komunikasi melalui medan magnet
Selain mengirim energi, medan magnet juga menghantarkan informasi dalam bentuk Bit dan Byte. Komunikasi antara transmiter dan receiver dimulai ketika smartphone diletakkan pada sebuah charging station. Selanjutnya, transmiter mengirim sebuah impuls setiap 400 ms. Kalau tegangan tetap sama, artinya tidak ada listrik yang dikirim. Kalau tegangan menurun, berarti terdapat sebuah Qi-Receiver. Sekarang, transmiter mengi­rim sebuah impuls yang lebih kuat untuk membangkitkan receiver. Receiver dan transmiter saling berkomunikasi dengan Power Transfer Contract yang menginformasikan banyaknya arus yang diperlukan, kuatnya arus, dan frekuensi pengiriman. Selanjutnya, fase transfer dimulai. Paket error control akan dikirim ke transmiter untuk menginformasikan efisiensi receiver setiap 32 ms. Jika baterai sudah penuh, receiver akan mengirim paket "End Power Transfer" agar transmiter menghentikan proses transfer.
Pengembangan Qi versi 1.1 pada bulan April 2012 telah menghasilkan charging station yang lebih baik daripada versi awalnya. Dengan lebih banyak koil per transmiter, mobile device dapat diletakkan sembarang di area pengisian. Listrik akan dikirim oleh koil yang memiliki posisi lebih baik. Selain itu, charging station dengan lebih banyak transmiter berarti lebih banyak perangkat yang dapat terhubung secara bersamaan.

Sayangnya, tidak semua produsen mobile device mendukung terobosan Qi ini. Apple tidak ikut, sementara Samsung bersama Qualcomm mengembangkan standar sendiri. Rencananya, Intel juga akan menawarkan teknik wireless charging yang berbeda pada ultrabook. Mereka lebih memilih teknik pengisian resonan­si dibandingkan induksi. Namun, belum ada informasi pasti apakah teknik tersebut kompatibel dengan standar Qi.

No comments: